Mesir Kuno
Piramida Khafre (dinasti keempat Mesir) dan Sphinx
Agung Giza (± 2500 SM atau lebih tua)Mesir Kuno adalah suatu peradaban
kuno di bagian timur laut Afrika. Peradaban ini terpusat sepanjang pertengahan hingga
hilir Sungai
Nil yang mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke-2
SM, pada masa yang disebut sebagai periode Kerajaan Baru. Daerahnya
mencakup wilayah Delta Nil di utara, hingga Jebel Barkal di Katarak Keempat Nil. Pada beberapa
zaman tertentu, peradaban Mesir meluas hingga bagian selatan Levant, Gurun Timur, pesisir pantai Laut Merah,
Semenajung Sinai, serta Gurun Barat (terpusat pada
beberapa oasis).
Peradaban Mesir Kuno berkembang selama kurang lebih tiga setengah abad. Dimulai dengan unifikasi awal kelompok-kelompok yang ada di Lembah Nil sekitar 3150 SM, peradaban ini secara tradisional dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, sewaktu Kekaisaran Romawi awal menaklukkan dan menyerap wilayah Mesir Ptolemi sebagai bagian provinsi Romawi. Walaupun hal ini bukanlah pendudukan asing pertama terhadap Mesir, periode kekuasaan Romawi menimbulkan suatu perubahan politik dan agama secara bertahap di Lembah Nil, yang secara efektif menandai berakhirnya perkembangan peradaban independen Mesir.
Peradaban Mesir Kuno didasari atas kontrol keseimbangan yang baik antara sumber daya alam dan manusia, ditandai terutama oleh
- irigasi teratur terhadap Lembah Nil;
- eksploitasi mineral dari lembah dan wilayah gurun di sekitarnya;
- perkembangan awal sistem tulisan dan literatur independen;
- organisasi proyek kolektif;
- perdagangan dengan wilayah Afrika timur dan tengah serta Mediterania timur; serta
- aktivitas militer yang menunjukkan karakteristik kuat hegemoni kerajaan dan dominasi wilayah terhadap kebudayaan tetangga pada beberapa periode berbeda.
Bahasa Mesir
Bahasa Mesir adalah bahasa Afro-Asia yang sangat erat hubungannya dengan bahasa Berber, bahasa Semit, dan bahasa Beja. Bahasa ini bertahan sampai abad ke-5 Masehi dalam bentuk bahasa Demotik dan sampai abad ke-17 Masehi dalam bentuk bahasa Koptik. Catatan tertulis dengan bahasa Mesir dari tahun 3200 SM, membuatnya menjadi bahasa tertua yang ditulis. Bahasa nasional Mesir saat ini adalah bahasa Arab, yang menggantikan bahasa Koptik secara bertahap sebagai bahasa sehari-hari selama berabad-abad setelah penaklukan Islam atas Mesir. Koptik masih digunakan sebagai bahasa liturgi oleh Gereja Ortodoks Koptik dan Gereja Katolik Koptik, serta menjadi bahasa ibu untuk beberapa orang.Misteri Bahasa Mesir Kuno
Bahasa Mesir Kuno terbuat dari sebuah surat perjanjian yang disebut dengan Batu Rosetta. Batu ini ditulis dengan bahasa Yunani Kuno, bahasa hieroglif, dan demotik. Bahasa demotik sendiri memiliki bentuk yang lebih sederhana dari hierogrif. Setelah Kerajaan Mesir Kuno runtuh, maka terdapat seorang Penjelajah yang menganggap bahwa bahasa Mesir ini merupakan suatu "teka-teki" yang sulit dipecahkan. Berabad-abad telah berlalu. Dengan teknologi yang lebih maju, maka "teka-teki" tersebut lebih muda dipecahkan.Periodisasi
Para ahli membagi bahasa Mesir ke dalam enam pembagian:- Bahasa Mesir Kuno (sebelum 2600 SM)
- Bahasa Mesir Lama (2600 SM – 2000 SM)
- Bahasa Mesir Pertengahan (2000 SM – 1300 SM)
- Bahasa Mesir Akhir (1300 SM – 700 SM)
- Bahasa Mesir Demotik (abad ke-7 SM – abad ke-5 M)
- Bahasa Koptik (abad ke-4 M – abad ke-17 M)
Sungai Nil di Mesir
Sungai Nil (bahasa Arab: النيل
an-nīl atau bahasa Mesir/Koptik
iteru ), di Afrika, adalah satu
dari dua sungai
terpanjang di Bumi.
Sungai Nil mengalir sepanjang 6.650 km atau 4.132 mil dan membelah tak
kurang dari sembilan negara yaitu : Ethiopia,
Zaire, Kenya, Uganda,
Tanzania, Rwanda, Burundi,
Sudan
dan tentu saja Mesir. Karena sungai Nil mempunyai sama artinya dalan sejarah
bangsa Mesir (terutama Mesir kuno) maka sungai Nil identik dengan Mesir. Sungai
Nil mempunyai perangan sangat penting dalam peradaban, kehidupan dan sejarah
bangsa Mesir sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu sumbangan dari sungai Nil
adalah kemampuannya dalam menghasilkan tanah subur sebagai hasil sedimentasi di
sepanjang daerah aliran sungainya. Dengan adanya tanah subur ini menjadikan
penduduk Mesir mengembangkan pertaniannya dan peradaban Mesir berkembang sejak
ribuan tahun yang lalu.Etimologi
Nama sungai Nil berasal dari bahasa Yunani Νείλος Neilos yang artinya secara harafiah adalah "lembah sungai".Bendungan Aswan
Peta yang menunjukkan lokasi bendungan (danau Nasser)
Bendungan Aswan adalah bendungan
yang terletak di kota Aswan, Mesir. Kota Aswan
adalah kota di
"katarak" sungai Nil
di Mesir. Dua dam membendung sungai pada titik ini: Bendungan Tinggi Aswan
(bahasa
Arab السد العالي; alih aksara: as-Sad al-'Aly) yang lebih
baru dan Bendungan Aswan yang lama atau Bendungan Rendah Aswan.Tanpa dibendung, sungai Nil akan banjir setiap tahun semasa musim panas, karena air dari Afrika Timur mengalir masuk di sungai ini. Banjir-banjir ini membawa banyak zat nutrisi dan mineral yang membuat tanah di sekitar sungai Nil menjadi subur dan ideal menjadi tanah pertanian. Sementara penduduk di sekitar sungai ini berkembang, muncul kebutuhan untuk mengontrol air banjir demi melindungi tanah pertanian dan perkebunan katun. Dalam sebuah tahun dengan tingkat air yang tinggi, keseluruhan panen bisa saja habis diseret banjir, sementara dalam sebuah tahun dengan tingkat air rendah, ada kekeringan dan kelaparan. Tujuan proyek air ini adalah demi menanggulangi banjirnya sungai, menciptakan tenaga listrik dan menyediakan air irigasi untuk pertanian.
Delta Nil
Citra daerah Delta Nil dari satelit NASA
Delta Nil (bahasa Arab:دلتا النيل) adalah sebuah delta yang terbentuk
di utara Mesir di
mana Sungai
Nil bermuara ke Laut Tengah. Ini merupakan salah satu delta terbesar di
dunia - dari Iskandariyah di bagian barat sampai ke Port Said
di bagian timur, meliputi sekitar 240 km garis pantai Laut Tengah dan merupakan
daerah agrikultur.
Diukur dari utara ke selatan, delta ini memiliki panjang sekitar 160 km. Bentuk dan komposisi
Sungai dan Delta Nil
Delta Nil membentuk sebuah
segitiga atau bunga teratai ketika dilihat dari atas. Bagian tepi luar delta
ini tererosi, dan salinitas beberapa laguna telah meningkat karena bertambahnya
saluran dengan Laut Tengah. Karena delta Nil tidak lagi menerima aliran tahunan
yang mengandung nutrisi dan sedimen dari hulu karena konstruksi Bendungan Aswan, kesuburan tanah di daerah tersebut menjadi
berkurang, dan pupuk dalam jumlah besar digunakan di sana sekarang.Sejarah
Manusia telah tinggal di daerah Delta Nil selama ribuan tahun, dan telah bertani selama paling sedikit lima ribu tahun. Sungai Nil biasanya dibanjiri setahun sekali, tetapi hal ini berakhir ketika adanya pembangunan Bendungan Aswan. Catatan kuno menyebutkan bahwa delta ini memiliki tujuh percabangan: (dari timur ke barat) Pelusiac, Tanitic, Mendesian, Phatnitic, Sebennytic, Bolbitine, dan Canopic. Saat ini, hanya ada dua cabang utama, karena pengawasan banjir, endapan lumpur, dan perubahan relief: The Damietta (berhubungan dengan Phatnitic) di sebelah timur dan Rosetta (berhubungan dengan Bolbitinic)[1] di bagian barat delta. Batu Rosetta ditemukan di Delta Nil pada tahun 1799 di kota pelabuhan Rossetta (Rashid). Pada masa firaun, daerah ini merupakan daerah Mesir Hilir. Daerah ini juga disebut "Tanah Goshen".
Batu Rosetta, ditemukan di Delta Nil pada 1799
Flora & Fauna
Selama musim gugur, sebagian Sungai Nil berwarna merah dengan bunga teratai. Daerah hilir (utara) dan hulu Sungai Nil memiliki tanaman yang tumbuh lebat. Tanaman daerah hilir Sungai Nil adalah teratai Mesir, sedangkan daerah hulunya adalah tanaman papirus, walaupun tidak sebanyak dulu, dan menjadi agak jarang ditemukan.Beberapa ratus ribu burung air menghabiskan musim dingin di Delta Nil. Beberapa hewan lain yang ditemukan di delta ini termasuk katak, kura-kura, penyu, musang, dan kadal Nil. Buaya Nil tidak lagi ditemukan di daerah Delta Nil. Ikan yang dapat dijumpai di delta ini termasuk ikan mullet dan sole.
Salah satu fauna Delta Nil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar