AYYU QAUMIN
ANTUM ?
EFFENDY ASMAWI ALHAJJ
AYYU QAUMIN
ANTUM
oleh : Effendy Asmawi Alhajj
Desain Sampul : EA’s Computer
Lay Out : Mutiara Offset
Hak cipta dilindungi
undang-undang
All right reserved
@ 2008 EA
http ://www.hmeasmawi.com
e-mail :
effendyasmawi@yahoo.com
Cetakan I,
Juni 2009 / J. Akhir 1430
Diterbitkan oleh :
Yayasan Paramakkiya Batam
PO. Box 1002/BTAMN-Batam 29444
Telp./ Fax ; 0778 – 451547 HP. 081270030911
buat teman &
sobatku
RENUNGAN
ingat
hidup hanya sekali
dan kematian
adalah
awal
dari kehidupan
yang abadi
dari penulis
Alhamdulillah,
tulisan Ayyu Qaumin Antum (kaum macam apa kamu), ini dapat diselesaikan
memanfaatkan waktu dalam mengikuti
berbagai kegiatan khususnya di Kota Batam, setiap acara yang diadakan oleh
instansi pemerintah hampir dikatakan 99% terlambat dimulai / dibuka.
Dengan berbagai alasan, suasana dan nuansa
daripada saya ngomel berkepanjangan seperti teman-teman, lebih baik saya isi
dengan menulis dan sedikit mengurangi acara gossip, ghibah dan lain-lain,
hingga kepala saya, (baca) : mudah-mudahan otak saya bertambah cerdas daripada
ngerucut yang tidak bermanfaat.
Tulisan ini sebenarnya hanya tulisan gado-gado,
hampir boleh dikatakan tanpa judul dan sudah tentu isinya sangat ringan dan
tidak mendalam, tapi mudah-mudahan dapat menyeimbangkan dan mewarnai aktivitas
di masa yang akan datang.
Semoga bermanfaat, amin.
Batam, Juni 2009
J.Akhir 1430
penulis – Effendy Asmawi
Alhajj –
DAFTAR ISI
halaman
Al-Ihda 4
Renungan 5
1. Visit Batam 2010 9
2. Manajemen Dinosauros 12
3. AYYU QAUMIN ANTUM ? 19
4. Antara
Waktu Produktif dan
23
Tidak
Produktif
5.
Puisi 30
MY INTERMEZO
DESTINASI PARIWISATA
Visit Batam 2010
1. VISIT BATAM
2010
Berbagai cara dan langkah dinamis yang dilakukan Pemerintah,
khususnya Dinas Pariwisata dalam menyongsong Visit Batam 2010
memberikan pemahaman dan sosialisasi khususnya
bagi tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh budaya dan berbagai
tokoh-tokoh yang penting tokoh, hahaha.
Dari perbincangan dengan tokoh tersebut, bukan
saja membicarakan tentang strategi tapi juga berbagai hambatan dalam
menyukseskan yang namanya binatang pariwisata.
Dari diskusi ke diskusi, bahkan perbincangan yang
bukan saja formatif dari suatu produk pariwisata secara komprehensif sampai
kepada hal-hal yang setengah syumul sampai nyeleneh sekalipun.
Menurut teman-teman saya, Pariwisata itu yang
bermakna perjalanan yang sempurna dengan keteraturan dan keamanan.
Kalau objek wisata itu kita sich gudangnya, cuma
kita belum mampu mengelola secara lintas proporsional apalagi professional
hingga bisa menyaingi Singapura dan Malaysia.
Berbagai teori bahkan strategi telah diatur untuk
Visit Batam 2010 dan saya tertarik dengan pendapat teman saya karena kemampuan
dan pengalamannya kali, hingga ia berujar ;
…Mas, sempeyan nggak usah pakai teori dan strategi
yang jitu yang penting ada komitmen dan kesungguhan saja insya Allah kita
sukses.
Tapi bagaimana, kita acara yang seharusnya pukul
08.30 baru dimulai pukul 11.00 ? dimana komitmen kita ? and seorang teman saya
yang cukup sepuh ia berujar ;
Budaya lambat atau dilambatkan dalam sebuah
acara itu perlu dan itulah nilai wisata
yang tinggi nilainya, hahaha dan on time di negeri ini adalah suatu hal yang
langka !
Oleh sebab itu perlu dipelihara acara/event yang
semrawut alias aneh-aneh itu juga unsur seni yang cukup tinggi bahkan kebodohan
juga perlu dipelihara hingga menjadi jahil muraqqab dan ini unsur budaya dan
seni yang termahal harganya, hahahah ! negeriku, negeriku !
BILIK PENDIDIKAN KITA
manajemen
DINOSAUROS
apa nak jadi
?!
2. Manajemen
Dinosauros
Berbicara mengenai manajemen sangat asyk dan
mengasyikkan, lebih-lebih lagi membicarakan tentang manajemen sekolah.
Sekolah dengan berbagai aspek dimensinya
memberikan gambaran betapa dahsyat dan seru, unik dan komprehensifnya tuntutan
dan cabaran, baik pelangi yang membentang di siang hari, kadang sirna di telan
mentari kadang tampak ranggi apabila redup ditelan saujana senja.
Kepala Sekolah yang merupakan, manager,
administrator, supervisor yang leader lagi innovator dan sebagai motivator,
memberikan gambaran, betapa unik dan komprehensifnya dalam mengelola sebuah
institusi yang bernama SEKOLAH.
Sekolah dengan berbagai macam cabaran dalam menata
sebuah konsep manajemen SDM dalam menatap masa depan, memerlukan sebuah
manajemen yang handal untuk mencapai tujuan dalam mencerdaskan kehidupan pada
suatu generasi.
Begitulah kira-kita idealnya sebuah manajemen dalam mengelola
sekolah, berbagai seminar, lokakarya, upgrading, diskusi dan apapun namanya,
namun yang memegang
peranan tetaplah MAN / manusia pengelolanya dan di
lembaga sekolah yang tertinggi adalah tentu “kepala sekolah”.
Berbagai buku telah ditulis oleh para pakar pendidikan, mengenai kepala
sekolah ini, tapi dasar kepala ya tetap kepala tidak mau bergeser jadi tangan
umpamanya, apalagi jadi kaki, yach paling mau jadi mulut kali !
Inipun karena tidah tidak bertulang ! (barangkali)
!
Maka kalau kita perhatikan, berbagai polah dan tingkah
“kepala” ini sehingga kadang unik untuk
diselidiki dan dipaparkan sebagai “remote-control” bagi yang merasa kepala,
tapi bagi yang
merasa kaki
silakan jangan bergoyang kaki apalagi naik ke atas meja yang tangan
jangan bertepuk apalagi sebelah tangan, masih banyak cabaran dan tantangan
kalian yang tidak kalah dahsyatnya seperti kepala.
Kali ini kepala “seluruh kepala” (mulai
kepala paku, kepala RT hingga kepala
yang memegang jabatan yang penting disebut kepala) di sorot dalam persepsi
“manajemen dinosauros”.
Kalau kita
amati binatang ini emang amat langka, hidup “tempoe doeloe”, badan
besar, ekor panjang dan berbagai macam kelebihan lainnya yang merupakan
kekunoan yang dimilikinya.
Maka kalau kita simak sebagai berikut ;
- Suka bertingkah aneh-aneh, nggak umum dan menggelikan.
- Kemauannya nggak jelas, sulit dimengerti orang.
- Suka mengancam, menakut-nakuti dan menggertak orang.
- Sering marah-marah dan mengamuk tanpa sebab yang jelas.
- Suka mengejek dan merendahkan orang lain.
- Bahkan kalau dapat menghukum orang akan merasa bangga.
- Tidak mau mainannya diganggu.
- Teritorialnya tidak boleh dimasuki orang.
- Egois, mau menang sendiri, kurang memiliki rasa toleransi.
- Sok disiplin, sok peraturan, nggak ada keluwesan sama sekali.
- Suka cekcok dan berantem sesama “species”.
- Tega menekan dan memeras sesama teman.
- Nggak peka pada perasaan orang lain.
- Sulit diberitahu “ndableg”.
- Merasa paling kuat, paling besar dan peling berkuasa tapi kalau kalah cepat lari.
- Anggap enteng orang lain tidak menghargai sesamanya.
- Merasa paling berjasa, pahlawan, sok penting dan suka pamer.
- Suka ngembek dan bersifat masa bodoh, tidak bertanggungjawab.
- Berani hanya di kandang sendiri (jago kandang).
- Badan segede’ gunung, nyali cuma sekecil kacang ijo, amit-amit.
Maka kalau kepala-kepala (baca seluruh kepala)
bersifat seperti di atas, hancurlah bangsa ini, hancurlah apa yang dipimpinnya,
maka renungkanlah para kepala sebelum intervensi
kaki dan tangan dan lebih berat lagi seluruh
anggota (baca : masyarakat keseluruhan).
Untuk menghindari hal-hal tersebut di atas
diperlukan langkah-langkah kongkret kepala sebagai berikut ;
- Berikan perhatian tulus kepada semua pihak, jangan memfokuskan pada diri sendiri.
- Bersihkan pikiran, bahwa pikiran jernih akan membuat kita lebih objektif.
- Ulurkan batuan bagi mereka yang memerlukan.
- Kurangi menuntut orang lain untuk berpikir atau untuk bertindak seperti kita.
- Tawar hati akan hilang bila kita mau memberikan kesenangan pada orang sekitar kita.
- Berolahraga secara teratur.
- Selalu otokritik terhadap diri sendiri.
- Berlaku ramahlah walaupun suasana di sekitar kita penuh kegetiran.
- Beribadahlah tepat waktu.
Maka kalau setiap kepala dapat mengawal
kepribadiannya seperti hal tersebut di atas, barulah benar-benar menjadi
kepala.
Dan terakhir, janganlah menjadi seperti kepala
paku, dipukul dulu baru bergerak, nauzdubillah !
3. AYYU QAUMIN ANTUM ?
3. Ayyu Qaumin Antum ?
…”Jika negeri-negeri Persia dan Rum sudah kamu
taklukkan, manusia macam apakah kamu waktu itu ? Para
sahabat menjawab ; kami akan mengatakan apa yang diperintahkan Allah, lalu Nabi
menimpali atau barangkali yang lainnya. Kalian akan bersaing antara satu dengan
yang lain, saling dengki, benci-membenci, kemudian kamu bertindak
sewenang-wenang kepada golongan miskin dan lemah yang kehilangan rumah, lalu
kamu tempatkan golongan yang satu di atas golongan yang lain”…
Demikian salah satu Hadits Nabi saw yang diucapkan
kepada umat Islam di Madinah sekitar 14 abad yang silam.
Ayyu Qaumin Antum ? manusia macam apakah kamu nanti ? Sebuah pertanyaan
kritis yang menantang setiap insane untuk selalu mawas diri.
Pertanyaan cerdas yang mempersoalkan esensi semua
keberhasilan (achievements), maupun pencapaian tujuan-tujuan tertentu
(accomplishments).
Sebuah pertanyaan yang membuat bulu kuduk
saya berdiri dan menghantui pemikiran
saya berbulan-bulan lamanya.
Apalagi tatkala saya menjadi konsultan pendidikan
provinsi dan melihat secara dekat dinamika dan wawasan pendidikan di setiap
daerah, cukup mengaharu-biru apalagi melihat langkah-langkah dinamis pemerintah
menjadikan pendidikan tolok - keberhasilan dalam pemerintahannya, kemudian di
benak saya terpikir, apabila nanti pemerintah sudah berhasil menggoalkan misi
pendidikan dan masyarakat sudah menikmati hasil dari perjuangan itu, timbul
lagi pertanyaan “Ayyu Qaumin Antum ?
Pertanyaan yang mengusik perenungan saya adalah ;
apabila banyak hal yang diinginkan orang dalam kehidupan ini telah berhasil
dicapainya, berdasarkan keterampilan-keterampilan yang diperoleh lewat
pendidikan, maka manusia macam apakah mereka pada waktu itu ?
Maka di benak saya perlu disosialisasikan
nilai-nilai universal bukan saja berbentuk ketrampilan dan pengetahuan tapi
nilai-nilai luhur, ketulusan dalam bersikap positif terhadap diri sendiri dan
orang lain.
Perenungan saya akhirnya bermuara pada harapan.
Harapan bahwa teman-teman saya tidak pernah bosan
meneriakkan nilai-nilai ini pada setiap langkap dan sikap kita selama hayat
masih dikandung badan insya Allah.
Sebab tanpa nilai-nilai luhur yang melandasinya
maka AYYU QAUMIN ANTUM ?
- Antara Waktu Produktif
dan tidak Produktif
4. Antara Waktu Produktif dan waktu
tidak
Produktif
Rasul saw
telah mengajarkan bagaimana kita
menggunakan beberapa kesempatan sebaik-tidak baiknya, sebuah kesempatan antara
waktu produktif dan waktu tidak produktif yang bisa terurai menjadi dalam beberapa bagian waktu, diantaranya ;
- Sehat sebelum sakit
Sehat
adalah sebuah waktu produktif
bagi kita. Pada waktu sehat kita bisa berbuat banyak dengan stamina badan yang
memadai.
Sebab jika seseorang sakit, jangankan untuk
berkarya, berusaha membuat diri nyamanpun akan terasa sulit.
Manfaatkanlah sehat kita untuk benar-benar
melakukan aktivitas yang menghasilkan aneka karya yang bermutu tinggi.
Waktu produktif sehat adalah sebuah waktu yang
akan membuat kita mampu melakukan yang terbaik dalam mengembangkan potensi
ibadah atau ikhtiar secara maksimal.
Pada saat sehat pikiraan kita akan terfokus pada
sebuah pekerjaan yang sedang kita
kerjakan.
Namun saat kita sakit maka konsentrasi pemikiran
kita dalam mengerjakan sebuah pekerjaan sungguh
sulit untuk bisa lebih terfokus. Oleh karena itu, manfaatkanlah sehat
kita, sebab waktu sehat itulah waktu produktif untuk berkarya dan beribadah.
Hingga karya kita mendapat penghargaan. Salah
satunya adalah terpenuhinya materi yang bisa menyejehtrakan kita.
Selain penghargaan bentuk lain seperti penghargaan
sebagai orang yang mampu berkarya
- Muda sebelum Tua
Di waktu muda, gerak tubuh kita sungguh begitu
ringan untuk bergerak ke sana
ke mari dengan stamina badan yang fit.
Bisa mengantarkan kita pada tercapainya program
kerja yang kita lakukan. Waktu muda kita, mudah untuk bisa membuat karya nyata
karena waktu muda itu sungguh-sungguh waktu yang produktif, semangat kitapun
masih menggelora, gairah kita sangatlah tinggi.
Oleh karena itu, manfaatkanlah masa muda untuk
hal-hal yang bermanfaat sebagai waktu produktif.
Kenyataan berbicara, seluruh karyawan yang
mempekerjakan karyawan pastilah akan mempekerjakan karyawan yang muda-muda dulu
dari pada yang tua-tua.
Manfaatkanlah waktu muda kita untuk senantiasa
mengisinya dengan berbagai macam ikhtiar, sebagai rintisan kita dalam berusaha, sehingga saat usia kita lebih
tua kita bisa menikmati hasil perintisan dari usia muda kita.
Janganlah kita melewatkan masa muda kita untuk
menikmatinya dengan segala kegiatan yang tidak bermanfaat, lebih baik diisi
dengan sesuatu yang berguna.
Lalu pada masa tua adalah masa menikmati hasil
perjuangan itu sendiri.
- Kaya sebelum Miskin
Waktu produktif selanjutnya adalah waktu saat kita
yang tengah mengalami berlimpahnya rezeki.
Pada saat kita memiliki banyak harta ini, meskipun
usia kita masih relative muda, namun telah berhasil memiliki harta yang
berlimpah. Maka waktu kaya ini adalah waktu produktif. Dengan pengertian,
kekayaan ini juga bisa membuat kita kaya dalam hal ibadah kita, melalui
pembelanjaan harta kekayaan di jalan Allah.
Apabila kita saat ini kaya
perkara yang harus ditolak adalah kemiskinan akan amal, dan
mudah-mudahan merupakan amal jariyah.
Sebab meskipun kita meninggal dunia, apabila harta
yang kita miliki dibelanjakan di jalan Allah, pahalanya terus mengalir tanpa
akhir. Jadi saat kaya adalah sebuah waktu yang produktif untuk beramal jariyah
dengan kekayaan yang dimiliki.
Dan pada saat miskin adalah sebuah waktu yang
kurang produktif untuk beramal jariyah dan bukan berarti pada waktu miskin
tidak bisa beramal jariyah, hal ini bisa saja dilakukan tapi jumlahnya terbatas.
Maka pada saat ini kita berada pada tengah posisi
kaya, segelah beramal jariyah sebanyak-banyaknya sebelum kita jatuh miskin.
- Lapang sebelum Sempit
Waktu produktif selanjutnya adalah memanfaatkan
waktu saat lapang. Artinya saat kita memiliki banyak kelapangan dari sisi
waktu. Dikala kita belum banyak memiliki kesibukan yang menyita seluruh waktu
yang dimiliki kecuali untuk beristirahat.
Oleh karena itu saat kita memiliki waktu lapang,
banyak sekali karunia Allah yang bisa didapatkan seperti ilmu atau ketrampilan
yang merupakan “life skill” kita.
Pada saat inilah
waktu yang produktif bagi kita. Manfaatkanlah waktu saat lapang tersebut
untuk mengisinya atau menggunakannnya dengan hal-hal yang bisa menghasilkan
aneka kreasi.
Maka saat lapang itu merupakan waktu produktif
bagi kita untuk banyak berbuat dan banyak berkarya. Jangan sia-siakan waktu
lapang kita, manfaatkanlah untuk hal yang bernilai manfaat ibadah serta bisa
menghasilkan financial yang bisa menolak kemiskinan secara materi.
- Hidup sebelum Mati
Waktu produktif kita adalah waktu saat kita masih
hidup. Waktu saat kita masih bisa menggerak-gerakkan tangan kita untuk
menuliskan sejumlah uang pada lembaran cek saat menyumbang anak-anak yatim atau
orang-orang dhuafa.
Waktu hidup kita adalah waktu produktif kita di
dunia ini untuk menolak kemiskinan di yaumil akhir dengan banyak melakukan
ibadah kepada-Nya, sebab jika kita sudah masuk ke liang kubur sudah tidak ada
lagi amalan yang bisa kita lakukan.
Kemiskinan yang paling menyedihkan ialah
kemiskinan tidak mendapatkannya rahmat Allah.
Karena tidak berhasil memanfaatkan waktu yang
produktif saat masih hidup untuk banyak berbuat /melaksanakan ibadah.
Manfaatkan waktu hidup kita, sebaik-baiknya dan
sebanyak-banyaknya, sebelum kita dipanggil oleh yang Maha Pemanggil untuk
menghadap-Nya.
Ingatlah
hidup hanya sekali
dan kematian adalah awal
dari kehidupan yang abadi
s.u.b.h.a.n.a.l.l.a.h.
PUISI
PUISI KEMERDEKAAN
63 th
merdeka
aku malu, Pak
tatkala hari ulang
tahunku
diperingati di
pelosok negeri
sambil berpesta dansa
aku malu, Bu
semua orang
mengheningkan cipta
cuma menundukan
kepala
tanpa makna
aku malu, Om
orang berpesta,
berjoget ria
sambil memakan sambal
perawan
aku malu, Tante
tatkala berkumpul,
ngerumpi dusta
aku malu, pak Long,
aku malu, pak Su
ulang tahnku diisi
domino
orang malu sujud
syukur
orang malu ngaji
membaca doa
ntuk syuhada pahlawan
bangsa
aku malu 63 tahun
usiaku
melihat bayi-bayi
tanpa gizi
remaja doyan narkoba
orang tua mulai gila
gila harta, gila
tahta, gila wanita
dan gila
segala-galanya
aku malu, dalam
usiaku yang ke-63 tahun
kita banyak yang
pikun
AYYU QAUMIN ANTUM ?
(bangsa macam apa kamu ini), janji
tinggal janji, acara seremonial yang tidak
pernah tepat waktu, semua serba
menunggu dan menunggu
kapan kita
bisa disiplin dan
menghargai
waktu, semua masih gagu,
kaku dan
menunggu, padahal kita
hapal
benar surah al-ashr
( wal- ashri )
a-ha
itulah
suasana
berubahlah
dan bentuk fi-il
tabiat yang
disiplin
patuh aturan
ntuk
menyongsong
masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar