Ramadhan Bulan Pendidikan
Ramadhan adalah bulan
pendidikan, bulan diklat dalam memberikan latihan sekaligus tempaan agar
digambleng menjadi insan pilihan “muttaqin”
dengan silabus al-Qur’an dan tuntunan sunnah Rasul saw.
Ramadhan bulan pendidikan yang nyata dan sejati dan
bukan pendidikan fantasi. Dia bukan
sekedar pendidikan yang ingin mencetak peserta didik menjadi “entertainer” tapi
menjadikan artis kehidupan dunia-akhirat.
Dia bukan sekedar pendidikan biasa yang ingin mengantarkan
peserta didiknya untuk menuju “puncak impian di hati” menggapai bintang tapi
ingin mengantarkan peserta didiknya menuju “puncak takwa yang sejati” menggapai
syurga.
Dan Ramadhan merupakan bulan pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada peserta didiknya untuk menggapai puncak secara adil (fair) dan cerdas (smart) karena seseorang tidak akan tereliminasi hanya
karena hasil polling atau hanya karena
orang lain “tidk ngefans” meskipun sesungguhnya boleh jadi dia berbakat.
Dalam pendidikan ini seseorang tereliminasi senata-mata karena
dirinya sendiri, karena pada bulan ini Allah menutup pintu neraka dan
membelenggu setan-setan. Maka tereliminasilah mereka yang telah melewati
Ramadhan tetapi syurga justru tertutup baginya, dikarenakan dia telah pandai
menciptakan setan-setan bagi dirinya sendiri di bulan Ramadhan. Sehingga tidak
ada yang dia dapat di dalam bulan Ramadhan tersebut kecuali haus dan lapar
belaka. Na’uzdubillah min zdalik !
Jika pada pendidikan ini setiap orang berjuang
sungguh-sungguh, untuk mengalahkan dirinya sendiri untuk mendapatkan berkah,
rahmah dan maghfirah menuju “the
excellent quality” yakni kehidupan yang semakin mendekatkan diri
kepada-Nya.
Kita diundang oleh Allah sebulan penuh dengan berbagai
silabus dan juknis yang jelas, kepada semua kita yang mengaku beriman
kepada-Nya.
Semua kita diberikan latihan imsak / menahan diri, dimulai
dari makan dan minum serta larangan yang lainnya, juga dilatih “hafidzil lisan”
memelihara lidah kita, mata kita dan anggota badan yang lain sehingga kita
terbiasa untuk menebarkan dan menyemai kabaikan kepada semua insan (hablum
minannas) demikian juga terhadap Allah SWT (hablum minallah).
Ramadhan dan pendidikan yang dikenal dengan istilah “tabiyah”
mengandung makna : ziyadah (penambahan), nas’ah (pertumbuhan), ri’ayah (pemeliharaan)
dan muhafazdah (penjagaan).
Secara difinitif, tarbiyah berarti menumbuhkan dan membentuk manusia seutuhnya
yang meliputi kesehatan, akal, keyakinan, kerohanian, jasmani, akhlak,
perasaan, kemauan dan daya ciptanya.
Demikian komprehensipnya pendidikan yang dikandung ramadhan,
memberikan warna sekaligus gambaran yang merupakan ciri-ciri khas insan
muttaqin yang merupakan pendidikan tertinggi bagi seorang muslim.
Korelitas pendidikan dan ramadhan, sungguh luar biasa dimulai
dengan belajar imsak/menahan diri, menahan ego, menahan berbagai macam kehendak
ketamakan dan berbagai sifat-sifat distruktif menjadi pribadi yang unggul,
pribadi yang penuh dengan kesederhanaan dan selalu membangun sifat konstruktif
dengan selalu bersemboyan “ fastabiqulkhairat” / berlomba-lomba dalam kebaikan.
Dengan berbagai ganjaran/ insentif yang berlipat ganda Allah
berikan kepada hambanya yang dapat merubah dirinya / menerima pendidikan
ramadhan dengan sabar dan ikhlas maka ia akan mendapat syahadah/ diploma
sebagai manifestasi imany kita kepada-Nya.
Inilah pendidikan ramadhan dengan jadual yang begitu padat,
hampir-hampir kita kewalahan menghadapinya, mulai sahur hingga berbuka,
membentang dari A sampai Z menjadikan kita insan pilihan – MUTTAQIN – insya
Allah.
Sebulan penuh kita ditarining dengan penuh hikmah, mulai
belajar menahan lapar dan haus, belajar menjaga lisan agar terpelihara dari
pembicaraan yang tidak bermanfaat, demikian juga belajar memelihara mata, agar
lapar kita tidak sia-sia.
Agar kita terbiasa, sehingga akan keluar menjadi insan yang
sabar, ikhlas dan peduli terhadap sesama, selalu ingin berbuat yang terbaik
dalam menebarkan kebajikan dan itu adalah hasil dari didikan ramadhan.
Demikian juga kita dididik untuk dapat mengendalikan emosi
kita untuk tidak marah (ghadab), tidak iri (hasad), tidak membicarakan
kejelekan orang lain (ghibah), tidak menebarkan isu (fitnah), tidak mengadu
domba (namimah), juga tidak menjadi manusia pelit (bakhil) dan lain sebagainya
yang sudah dirancang khusus dalam silabus ramadhan sebagai pencerahan kita
sebulan penuh dan apabila berhasil kita akan keluar menjadi FITHRI / suci –
bersih yang a-idin dan berhak merayakan IDUL FITHRI sebagai tanda keberhasilan
pendidikan ramadhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar