Jalan Menuju Syurga
Setiap muslim mempunyai harapan untuk menggapai syurga
Allah swt. Tak peduli apapun profesi dan jabatannya selama itu merupakan
pekerjaan yang halal.
Ada orang yang masuk syurga karena kebaktiannya yang tak
putus-putusnya kepada Allah. Merekalah para ”abid” (ahli ibadah).
Ada pula orang yang dijamin masuk syurga karena
keberanian dan kerelaannya mempertaruhkan nyawanya dalam perjuangan menegakkan
kebenaran agama. Dia meninggal sebagai ”syahid” (syuhada) dan orang yang mati
syahid dijamin masuk syurga.
Ada yang dipanggil ke syurga kelak karena rajin
menyampaikan ilmu kepada orang lain, termasuk dalam kelompok ini guru, dosen,
ustadz dan muballigh.
”Tinta ulama lebih baik dari darah syuhada”. Demikian
tegas Nabi saw.
Suatu hari, ketika hendak pergi berperang, Nabi saw
mengingatkan agar jangan seluruh anggota masyarakat Islam pergi berperang.
”hendaklah ada sebahagian di antara kamu yang belajar
mengenai agamamu dan mengajarkannya kepada umat”.
Ada pula yang meraih syurga karena taatnya kepada
orangtua. Nabi saw pernah menolak seorang pemuda yang ingin ikut berperang
karena pemuda itu mempunyai orangtua yang harus ditanggungnya.
Kata Nabi saw, ”uruslah orangtuamu”. Sesungguhnya bakti
kepada orangtuamu sama nilainya dengan jihad”.
Demikian juga salah satu jalan menghampiri syurga dengan
menyisihkan sebagian rezeki untuk kegiatan-kegiatan di jalan Allah.
Contohnya ; menjadi donatur pembangunan masjid, mushalla,
yayasan yatim piatu, majelis taklim, klinik Islam, sekolah-sekolah Islam, menjadi
orangtua asuh dan lain-lain dalam rumusan ”fastabiqul khairat”.
Di sinilah orang-orang Muslim yang kaya, para pengusaha
dan ekskutif diajak oleh Allah swt untuk berkiprah.
Sebagai orang-orang yang sibuk dalam bisnis, mereka
mungkin tak punya cukup waktu untuk mengerjakan amal ibadah sunnat.
Namun dengan harta yang mereka miliki yang pada
hakikatnya merupakan titipan Allah, mereka berkesempatan memasuki syurga dari
pintu yang lain.
Dewasa ini kita membutuhkan para muslim kaya yang
dermawan dan senang berzakat, berinfak dan bersedekah.
Begitu banyak kegiatan pembangunan Islam yang mendambakan
uluran tangan mereka.
Untuk para dermawan yang tulus, Nabi saw telah
menjanjikan kebaikan yang akan mengalir selamanya.
...”jika mati seorang anak Adam, maka putuslah amalnya
kecuali ada tiga hal ; - sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh
yang selalu mendoakannya”...
..... ”wallahu a’lam”.....
isilah iman di dada
pengetahuan di kepala
kaki dan tangan dengan etika
semoga 12 bulan
penuh keimanan, 52 minggu
penuh ketakwaan, 365 hari dengan
ibadah, 8.760
jam penuh keihsanan
dan 525.600 menit
penuh dengan
keikhlasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar