ANTARA
ISTIGHFAR
dan
HAMDALAH
EFFENDY ASMAWI ALHAJJ
bismillahirrahmanirrahim
Antara Istighfar & Hamdalah
oleh : Effendy Asmawi Alhajj
Desain Sampul : EA’s Computer
Lay Out : Mutiara Offset
Hak cipta dilindungi
undang-undang
All right reserved
@ 2011 EA
http ://www.effendyasmawi.com
e-mail :
alhajj@effendyasmawi.com
Cetakan I, April 2011 / J. Awwal 1432
Diterbitkan oleh :
Yayasan Paramakkiya Kota Batam
PO. Box 1002/BTAMN-Batam 29444
Telp. 0778 – 9172411 HP. 081270030911
Fax . 0778 – 451547
Buat
saudaraku
se-iman
dan buat
siapapun yang
memandang
kebangkitan Islam
dengan keyakinan
bukan
dengan
keputusasaan
اهدناالصراط
المستقيم
Ihdinas-shirathal
mustaqim
(Tunjukilah kami di jalan
yang lurus)
Renungan
Diamlah,
dengarkanlah pembicaraan jangan
dipotong, itulah tingginya
adab dan
kesopanan
*****
Amal kebaikan
secara
diam-diam
lebih dapat
menjaga keikhlasan hati
*******
maka
cermin kehidupan
akan memberikan isyarat
apa bila kita selalu
menjaga
kebersihan
cermin nurani kita
AWAL KALAM
Alhamdulillah, tulisan ini dapat juga diselesaikan
kedati menyisihkan sedikit waktu di sela-sela kegiatan memberikan kegiatan
pelatihan mulai Mataram, Melaka, Singapura, Lingga hingga kembali ke Batam.
Tulisan ini terinspirasi dari peserta pelatihan tersebut, berbagai
polah dan tingkah mereka, bukan saja dalam interaksi pembelajaran semata, tapi
juga tentang kehidupan syumul yang
inheren.
Tulisan ini amat sederhana, tapi mudah-mudahan
dapat memberikan motivasi kepada kita dalam simpai perbaikan kehidupan dalam
menggapai nilai-nilai basyariah pada masa yang akan datang..
Semoga bermanfaat, amin.
Batam, April 2011
J. Awwal 1432
Penulis,
Effendy
Asmawi Alhajj
TAFAKKUR IFTITAH
AKU HARUS BAGAIMANA ?
Kau ini bagaimana?
kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kafir
aku harus bagaimana?
kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kafir
aku harus bagaimana?
kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai
kau ini bagaimana?
kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin plan
aku harus bagaimana?
aku kau suruh
maju,
aku mau
maju kau selimbung kakiku
kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu
aku
kau ini bagaimana?
kau suruh aku takwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya
aku harus bagaimana?
aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
aku kau suruh berdisiplin,
kau mencontohkan
yang lain
kau ini bagaimana?
kau ini bagaimana?
kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai
aku harus bagaimana?
aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya, kau ini bagaimana?
kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah
aku harus bagaimana?
aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
aku kau suruh bertanggungjawab, kau sendiri terus berucap wallahu a’lam bissawab
kau ini bagaimana?
kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku
aku harus bagaimana?
aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu
kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu
kau ini bagaimana?
kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis
aku harus bagaimana?
kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja
kau ini bagaimana?
aku bilang terserah kau, kau tidak mau
aku bilang terserah kita, kau tak suka
aku bilang terserah aku, kau memakiku
kau ini bagaimana?
atau aku harus bagaimana?
DAFTAR ISI
halaman
Al-Ihda 5
Renungan 7
Awal Kalam 8
Tafakkur Iftitah 10
- Antara Istighfar & Hamdalah 18
- Belajar Tawakkal dari Burung 28
- Menyepi Sejenak 34
Senarai Rujukan 43
1. antara
Istighfar & hamdalah
1. Antara, Istighfar & Hamdalah
Nilai-nilai kesetimbangan adalah nilai yang banyak
diajarkan dalam Islam dan menjadi sebuah nilai yang mewarnai setiap nadi
kehidupan. Bagaimanapun kesetimbangan merupakan pilihan terbaik dalam
kehidupan. Keseimbangan yang dibangun sebagai contoh adalah, keseimbangan
jasmani dan rokhani, fikir dan dzikir. bahkan dalam ibadahpun rasul
mengajarkan, jangan terlalu sedikit, juga jangan terlalu banyak, yang sedang
sedang saja yang sesuai kemampuan, asalkan istiqamah. Dan sesuatu yang
setimbang memang dapat menjaga keistiqamahan.
Ketika saya
mengikuti forum evaluasi, baik dalam evaluasi diri, maupun evaluasi organisasi,
selalu saja yang terpikir pada kita adalah yang nampak dihadapan kita hanyalah
kegagalan. Jika kita mengevaluasi diri yang nampak adalah kelemahan saja dan
tak satupun catatan sukses yang masuk ke dalam history agenda-agenda kita.
Cobalah kita masuk
evaluasi kepanitiaan, nanti yang akan muncul hanyalah keluhan, ketakbecusan,
kekurangan dan sebagainya. Sementara itu yang tua-tua [supervisor] juga
mengatakan hal senada. Semuanya bicara tentang kegagalan.
Pembicara datang
telat, konsumsi tidak sesuai harapan, dana kurang, dsb. Dan tak satupun pujian
yang diberikan kepada panitia yang telah bekerja keras memenuhi tuntutan
target.
Lalu
seharusnya bagaimana ?
Kita telah terbiasa untuk mengucapkan alhamdulilah
pada saat saat kesuksesan dan mengucapkan astaghfirullah, ketika menjumpai
nilai kesalahan. Tidakkah ini bisa kita gunakan sebagai landasan evaluasi. Kita
mengucapkan astaghfirullah ketika ada kekurangan dalam kepanitian misalnya.
Akan tetapi besarkan hatimu denagn mengingat kesuksesanmu, agar tak terjadi
keputus asaan dan ucapkan, alhamdulillah.
bersyukurlah, apapun yang
terjadi
dan beristighfarlah setiap
kesalahan yang engkau
lakukan
Mencermati
keberhasilan dalam sebuah kepanitiaan bagi saya sangat penting untuk kita
ungkapkan, karena terkadang seseorang akan begitu bersemangat bekerja ketika ia
melihat ada nilai keberhasilan dari apa yang dikerjakannya. Karenanya saya
sering mengatakan bahwa apa yang kamu kerjakan ada gunanya ketika banyak orang
mengatakan kamu gagal. karena sebenarnya saya hanya ingin membangun keeimbangan.
Berkata kamu gagal seringkali hanya akan mematikan motivasi dan berkata kamu
berhasil dalam segala hal akan sering menyebabkan kesombongan yang membuat
seseorang terbuai dalam kelalaian. Karenanya menyeimbangkan antara alhamdulillah
dan astaghfirullah dalam sebuah evaluasi kerja menjadi sesuatu yang
dibutuhkan.
Inilah realita kita, kadang di jalan
raya saja tatkala kita naik kendaraan kita akan melihat berbagai polah dan
sikap masyarakat kita kalau tidak dibarengi istighfar, maka kita akan selalu
memaki. Di sinilah aura hamdalah akan bersinar laksana
bintang di malam yang terang
Jadi yang mana kuat, istighfar ? atau caci maki atau hamdalah dan atau
kesombongan diri ?
Tugas yang pertama dan utama
dari setiap kita ialah
BERSYUKUR
dengan hasrat
yang membara dan sepenuh jiwa
kita ber-ISTIGHFAR
kepada-NYA
BUAT SIAPAPUN
YANG MEMANDANG KEBANGKITAN
ISLAM DENGAN KEYAKINAN
BUKAN DENGAN
KEPUTUS
ASAAN
2.
BELAJAR TAWAKKAL
DARI BURUNG
2. Belajar Tawakkal dari Burung
...”antara istighfar dan hamdalah, akan melahirkan
tawakkal dan dengan tawakkal melahirkan ihsan dan dengan ihsan akan melahirkan
syukur”...
Asal kata tawakkal adalah menyerahkan atau mewakilkan.
Jadi orang yang bertawakkal pada dasarnya
telah menyerahkan urusannya kepada Allah. Biasanya, di saat seseorang
menghadapi kondisi yang sangat tipis harapannya, ia akan berkata penuh
kepasrahan ; sekarang saya hanya bisa tawakkal kepada Allah saja.
Umar
ra berkata ; ”aku pernah mendengar Rasul saw bersabda, kalau kalian
benar-benar bertawakkal kepada Allah niscaya DIA akan memberi kalian rezeki
kepada seekor burung yang pergi pada pagi hari dengan perut kosong dan pulang
pada sore hari dengan perut kenyang’.”.....
(HR. Tarmidzi).
Dari
hadits tersebut di atas, mari kita belajar makna tawakkal dari burung yang merupakan pengejewantahan makna antara
istighfar dan hamdalah.
Pertama ; ketika seekor burung yang keluar dari
sarangnya di pagi hari, ia sebenarnya menghadapi ketidakpastian yang amat
besar. Ada ribuan burung yang hidup di alam raya ini, serempak keluar dari
sarangnya di pagi hari. Bila dipikirkan dengan akal semata, bisa-bisa si burung
mengalami stress berat sebelum berangkat ”kerja”.
Makanya si burung
menyemangati hatinya dengan rasa yakin dan berserah diri /tawakkal sebelum ia
meninggalkan sarangnya. Tanpa sikap itu, daya juangnya akan melemah dan
membuatnya enggan keluar dari sarang.
Kedua ; rasa tawakkalnya kemudian ditunjukkan oleh si burung dengan cara keluar
sarang dan berikhtiar mencari makan, sejak pagi hingga senja.
Ketiga ; mungkin karena pengaruh cuaca yang
buruk, suatu hari si burung hanya mendapatkan sedikit makanan. Ia tak kecewa atau
putus asa, tapi ia tetap keluar dari sarangnya dengan penuh semangat. ” Hidup
adalah perjuangan” katanya sambil
bercicit-riang dan mengepakkan sayapnya meninggalkan sarangnya di setiap
pagi.
Si burung sungguh telah
mengajarkan mnusia untuk tawakkal serta memiliki semangat pantang menyerah.
Luar bisa, ini hakikat
makna antara istighfar dan hamdalah yang mendalam sebagai koherensi TASLIM kita
kepada-Nya.
SUBHANALLAH
3
MENYEPI SEJENAK
- Menyepi Sejenak
...”hati yang penuh syukur, bukan saja
merupakan kebajikan yang
terbesar melainkan juga
merupakan
induk
segala kebajikan
yang lain (cicero).
Ada saatnya kesibukan kerja begitu menyita waktu. Dua
puluh empat jam sehari terasa masih sangat kurang. Tidur menjadi tak terlalu
nyenyak, itupun cuma dua atau tiga jam
dalam semalam. Selesai satu kesibukan muncul kesibukan lain. Begitulah,
sambung-menyambung dalam kesibukan kerja, membuat orang terkadang seperti
sebuah mesin atau robot.
Berhenti sejenak dari
kesibukan menjadi suatu keniscayaan untuk melepas kepenatan jasmani dan rohani.
Shalat 5 waktu dalam sehari
semalam merupakan wahana untuk memulihkan kekuatan spritual; mengembalikan
ingatan pada Sang Khaliq sekaligus meluruskan kembali orientasi ke akhirat.
Kerja dan segala kesibukannya tidak lalu menyebabkan kita lalai mengingati mati
dan melupakan negeri akhirat.
Bila dirasa perlu, kita
dapat menyepi atau mengasingkan diri (uzlah) di suatu tempat dan waktu
tertentu. Kata Umar bin Khatthab ra. ”uzlah adalah istirahat dari setiap
pergumulan keburukan”. Pada kesempatan lain beliau berkata ; ” raihlah
kebahagianmu bersama uzlah”.
Dengan demikian,
esensi uzlah adalah menenangkan diri
guna melakukan muhasabah atau mawas diri
untuk menanggalkan semua keburukan yang
telah kita lakukan.
Untuk maksud ini seseorang
bisa memilih tempat yang tenang, jauh dari hiruk-pikuk manusia. Tempat yang
membuat kita merasa nyaman sehingga mampu membebaskan dari segala kesibukan yang melelahkan
pikiran dan perasaan.
Bila tempat semacam itu
sulit ditemui, bisa saja kita melakukan uzlah di masjid terdekat sambil
memperbanyak amalan sunnat ; mulai membaca al-Qur’an, dzikir, istighfar dan
mengucap kalimah-kalimah thayyibah lainnya.
Orang-orang yang terperosok
ke dalam kubangan dosa adalah
orang-orang yang enggan melakukan uzlah pada mulanya.
Mereka menjadi tak waspada terhadap keburukan-keburukan yang tampaknya remeh / kecil. Orang-orang itu lupa bahwa
dosa besar pada dasarnya adalah akumulasi dari keburukan-keburukan kecil.
Menguasai diri dengan
istighfar dan hamdalah adalah anak kunci membuka kebahagiaan – kehidupan.
Antara istighfar dan hamdalah
sebuah renungan
dalam
menyikapi
makna kehidupan
mengungkapkan betapa
unik dan problematiknya
insan
dalam menelusuri
makna
kehidupan
bagi anda yang ingin
mengenal semua itu buku ini
adalah bacaan yang segar sekaligus
metáfora
pelipur lara
dan anda akan
menemukan
makna istighfar dan
hamdalah
sebagai simpai hidup
yang penuh istiqamah
SENARAI
RUJUKAN
- Al-Qur’an & Al-Hadits
- Mengubah Takdir, An. Ubaedi, Media Sukses, JKT, 2007
- http:www.effendyasmawi.com
- Tuhan ¡ Maafkan Aku terlalu sibuk, Effendy Asmawi Alhajj, Btm. 2010
- Bingungilogi, Effendy Asmawi Alhajj, Btm, 2002
Memo :
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Memo :
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Memo :
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar