Effendy Asmawi Alhajj

Kamis, 22 Maret 2012

MESIR KUNO


Mesir Kuno


Piramida Khafre (dinasti keempat Mesir) dan Sphinx Agung Giza (± 2500 SM atau lebih tua)Mesir Kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika. Peradaban ini terpusat sepanjang pertengahan hingga hilir Sungai Nil yang mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke-2 SM, pada masa yang disebut sebagai periode Kerajaan Baru. Daerahnya mencakup wilayah Delta Nil di utara, hingga Jebel Barkal di Katarak Keempat Nil. Pada beberapa zaman tertentu, peradaban Mesir meluas hingga bagian selatan Levant, Gurun Timur, pesisir pantai Laut Merah, Semenajung Sinai, serta Gurun Barat (terpusat pada beberapa oasis).

Peradaban Mesir Kuno berkembang selama kurang lebih tiga setengah abad. Dimulai dengan unifikasi awal kelompok-kelompok yang ada di Lembah Nil sekitar 3150 SM, peradaban ini secara tradisional dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, sewaktu Kekaisaran Romawi awal menaklukkan dan menyerap wilayah Mesir Ptolemi sebagai bagian provinsi Romawi. Walaupun hal ini bukanlah pendudukan asing pertama terhadap Mesir, periode kekuasaan Romawi menimbulkan suatu perubahan politik dan agama secara bertahap di Lembah Nil, yang secara efektif menandai berakhirnya perkembangan peradaban independen Mesir.
Peradaban Mesir Kuno didasari atas kontrol keseimbangan yang baik antara sumber daya alam dan manusia, ditandai terutama oleh
  • irigasi teratur terhadap Lembah Nil;
  • eksploitasi mineral dari lembah dan wilayah gurun di sekitarnya;
  • perkembangan awal sistem tulisan dan literatur independen;
  • organisasi proyek kolektif;
  • perdagangan dengan wilayah Afrika timur dan tengah serta Mediterania timur; serta
  • aktivitas militer yang menunjukkan karakteristik kuat hegemoni kerajaan dan dominasi wilayah terhadap kebudayaan tetangga pada beberapa periode berbeda.
Pengelolaan kegiatan-kegiatan ini dilakukan oleh elit sosial, politik, dan ekonomi yang mencapai konsensus sosial melalui sistem yang rumit didasari kepercayaan agama di bawah sosok penguasa setengah dewa (semi-divine), yang biasanya laki-laki, melalui suatu suksesi dinasti penguasa yang dikenal oleh dunia luas sebagai kepercayaan politeisme. Lembah yang dahulunya dibanjiri Sungai Nil, maka lembah tersebut terlihat jauh lebih subur daripada gurun pasir disekitarnya.

 

Bahasa Mesir

Bahasa Mesir adalah bahasa Afro-Asia yang sangat erat hubungannya dengan bahasa Berber, bahasa Semit, dan bahasa Beja. Bahasa ini bertahan sampai abad ke-5 Masehi dalam bentuk bahasa Demotik dan sampai abad ke-17 Masehi dalam bentuk bahasa Koptik. Catatan tertulis dengan bahasa Mesir dari tahun 3200 SM, membuatnya menjadi bahasa tertua yang ditulis. Bahasa nasional Mesir saat ini adalah bahasa Arab, yang menggantikan bahasa Koptik secara bertahap sebagai bahasa sehari-hari selama berabad-abad setelah penaklukan Islam atas Mesir. Koptik masih digunakan sebagai bahasa liturgi oleh Gereja Ortodoks Koptik dan Gereja Katolik Koptik, serta menjadi bahasa ibu untuk beberapa orang.

Misteri Bahasa Mesir Kuno

Bahasa Mesir Kuno terbuat dari sebuah surat perjanjian yang disebut dengan Batu Rosetta. Batu ini ditulis dengan bahasa Yunani Kuno, bahasa hieroglif, dan demotik. Bahasa demotik sendiri memiliki bentuk yang lebih sederhana dari hierogrif. Setelah Kerajaan Mesir Kuno runtuh, maka terdapat seorang Penjelajah yang menganggap bahwa bahasa Mesir ini merupakan suatu "teka-teki" yang sulit dipecahkan. Berabad-abad telah berlalu. Dengan teknologi yang lebih maju, maka "teka-teki" tersebut lebih muda dipecahkan.

Periodisasi

Para ahli membagi bahasa Mesir ke dalam enam pembagian:


Sungai Nil di Mesir
Sungai Nil (bahasa Arab: النيل an-nīl atau bahasa Mesir/Koptik iteru ), di Afrika, adalah satu dari dua sungai terpanjang di Bumi. Sungai Nil mengalir sepanjang 6.650 km atau 4.132 mil dan membelah tak kurang dari sembilan negara yaitu : Ethiopia, Zaire, Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda, Burundi, Sudan dan tentu saja Mesir. Karena sungai Nil mempunyai sama artinya dalan sejarah bangsa Mesir (terutama Mesir kuno) maka sungai Nil identik dengan Mesir. Sungai Nil mempunyai perangan sangat penting dalam peradaban, kehidupan dan sejarah bangsa Mesir sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu sumbangan dari sungai Nil adalah kemampuannya dalam menghasilkan tanah subur sebagai hasil sedimentasi di sepanjang daerah aliran sungainya. Dengan adanya tanah subur ini menjadikan penduduk Mesir mengembangkan pertaniannya dan peradaban Mesir berkembang sejak ribuan tahun yang lalu.

Etimologi

Nama sungai Nil berasal dari bahasa Yunani Νείλος Neilos yang artinya secara harafiah adalah "lembah sungai".

Bendungan Aswan

 

Peta yang menunjukkan lokasi bendungan (danau Nasser)
Bendungan Aswan adalah bendungan yang terletak di kota Aswan, Mesir. Kota Aswan adalah kota di "katarak" sungai Nil di Mesir. Dua dam membendung sungai pada titik ini: Bendungan Tinggi Aswan (bahasa Arab السد العالي; alih aksara: as-Sad al-'Aly) yang lebih baru dan Bendungan Aswan yang lama atau Bendungan Rendah Aswan.
Tanpa dibendung, sungai Nil akan banjir setiap tahun semasa musim panas, karena air dari Afrika Timur mengalir masuk di sungai ini. Banjir-banjir ini membawa banyak zat nutrisi dan mineral yang membuat tanah di sekitar sungai Nil menjadi subur dan ideal menjadi tanah pertanian. Sementara penduduk di sekitar sungai ini berkembang, muncul kebutuhan untuk mengontrol air banjir demi melindungi tanah pertanian dan perkebunan katun. Dalam sebuah tahun dengan tingkat air yang tinggi, keseluruhan panen bisa saja habis diseret banjir, sementara dalam sebuah tahun dengan tingkat air rendah, ada kekeringan dan kelaparan. Tujuan proyek air ini adalah demi menanggulangi banjirnya sungai, menciptakan tenaga listrik dan menyediakan air irigasi untuk pertanian.

Delta Nil

 

Koordinat: 30°54′ LU 31°7′ BT
Citra daerah Delta Nil dari satelit NASA
Delta Nil (bahasa Arab:دلتا النيل) adalah sebuah delta yang terbentuk di utara Mesir di mana Sungai Nil bermuara ke Laut Tengah. Ini merupakan salah satu delta terbesar di dunia - dari Iskandariyah di bagian barat sampai ke Port Said di bagian timur, meliputi sekitar 240 km garis pantai Laut Tengah dan merupakan daerah agrikultur. Diukur dari utara ke selatan, delta ini memiliki panjang sekitar 160 km. Bentuk dan komposisi


Sungai dan Delta Nil
Delta Nil membentuk sebuah segitiga atau bunga teratai ketika dilihat dari atas. Bagian tepi luar delta ini tererosi, dan salinitas beberapa laguna telah meningkat karena bertambahnya saluran dengan Laut Tengah. Karena delta Nil tidak lagi menerima aliran tahunan yang mengandung nutrisi dan sedimen dari hulu karena konstruksi Bendungan Aswan, kesuburan tanah di daerah tersebut menjadi berkurang, dan pupuk dalam jumlah besar digunakan di sana sekarang.

Sejarah

Manusia telah tinggal di daerah Delta Nil selama ribuan tahun, dan telah bertani selama paling sedikit lima ribu tahun. Sungai Nil biasanya dibanjiri setahun sekali, tetapi hal ini berakhir ketika adanya pembangunan Bendungan Aswan. Catatan kuno menyebutkan bahwa delta ini memiliki tujuh percabangan: (dari timur ke barat) Pelusiac, Tanitic, Mendesian, Phatnitic, Sebennytic, Bolbitine, dan Canopic. Saat ini, hanya ada dua cabang utama, karena pengawasan banjir, endapan lumpur, dan perubahan relief: The Damietta (berhubungan dengan Phatnitic) di sebelah timur dan Rosetta (berhubungan dengan Bolbitinic)[1] di bagian barat delta. Batu Rosetta ditemukan di Delta Nil pada tahun 1799 di kota pelabuhan Rossetta (Rashid). Pada masa firaun, daerah ini merupakan daerah Mesir Hilir. Daerah ini juga disebut "Tanah Goshen".


Batu Rosetta, ditemukan di Delta Nil pada 1799

Flora & Fauna

Selama musim gugur, sebagian Sungai Nil berwarna merah dengan bunga teratai. Daerah hilir (utara) dan hulu Sungai Nil memiliki tanaman yang tumbuh lebat. Tanaman daerah hilir Sungai Nil adalah teratai Mesir, sedangkan daerah hulunya adalah tanaman papirus, walaupun tidak sebanyak dulu, dan menjadi agak jarang ditemukan.
Beberapa ratus ribu burung air menghabiskan musim dingin di Delta Nil. Beberapa hewan lain yang ditemukan di delta ini termasuk katak, kura-kura, penyu, musang, dan kadal Nil. Buaya Nil tidak lagi ditemukan di daerah Delta Nil. Ikan yang dapat dijumpai di delta ini termasuk ikan mullet dan sole.


Salah satu fauna Delta Nil

Iklim

Daerah Delta Nil memiliki iklim Mediterania, dengan ciri-ciri sedikit hujan. Hanya 100 sampai 200 mm hujan yang turun di daerah delta selama setahun, dan kebanyakan hujan turun pada bulan-bulan musim dingin. Udara panas terasa di daerah ini selama bulan Juli dan Agustus, dengan rata-rata suhu 30°C, dan paling tinggi sekitar 48°C. Temperatur musim dingin biasanya pada kisaran 5° sampai 10°C. Wilayah Delta Nil menjadi agak lembab selama musim panas.

Sphinx


 Sphinx patung singa berkepala manusia diyakini merupakan kepala Khufu. Memiliki panjang 3 Meter dan tinggi 20 Meter. Melambangkan watak gagah laksana singa dan kepribadian lembut laksana manusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Guest Book