Batam 50
dalam
puisi
Effendy Asmawi Alhajj
Bismillahirrahmanirrahim,
Batam dalam puisi
Oleh ; Effendy Asmawi
Alhajj
Desain sampul : EA’s Computer
Lay out : mutiara offset
Hak Cipta dilindungi
undang-undang
All right reserved
@EA 2009
Cetakan I, September
1996/R.Akhir 1417
Cetakan II, Juni 2009
/J. Awal 1430
e-mail : effendyasmawi@yahoo.com
Diterbitkan :
Yayasan Paramakkiya
Batam
PO.BOX 1002/BTAMN-
Batam Island 29432
buat
pencinta
puisi
dimanapun berada
Tafakkur
Penulis
Puisi sesuatu
yang terlalu indah untuk dihayati dan merupakan motivasi tersendiri
dalam menginterpretasikan nilai yang terkandung di dalamnya.
Batam 50 dalam puisi
ini melambangkan imaginasi memberikan warna tersendiri dalam nuansa dan dimensi
yang sudah tentu menjadikan situasi dan kondisi dalam sorotan dilema kehidupan
tentang pulau Batam khususnya dan gambaran masyarakat pada umumnya.
Semoga bermanfaat.
Batam,
Juni
2009
J.
Akhir 1430
Penulis,
Effendy
Asmawi Alhajj
Tafakkur
Penulis
kedua
Banyak saran,
kritikan konstruktif terhadap Batam 50 dalam puisi ini sekaligus adanya kerinduan
puisi ini untuk diedit dan diterbitkan kembali.
Dengan senang hati,
saya kembali menyediakan waktu walaupun kadang-kadang memanfaatkan waktu luang
seefesien mungkin, seperti perjalanan
Batam - Tanjungpinang – Karimun dan hingga
Natuna, mencoba mengasah alur narasi
lewat dawai-dawai puisi.
Ada sedikit perubahan,
baik makna dan ketikan yang disesuaikan dengan dinamika sekarang.
Semoga dapat
melepaskan kerinduan dan bermanfaat, amin.
Batam,
Juni
2009/J.Akhir 1430
p-e-n-u-l-i-s,
Effendy
Asmawi Alhajj
Daftar
Isi
halaman
al-Ihda 4
Tafakkur Penulis 5
Batam (1) 10
Batam (2) 11
Batam (3) 12
Batam (4) 13
Batam (5) 14
Batam (6) 15
Batam (7) 16
Batam (8) 17
Batam (9) 18
Batam (10) 19
Batam (11) 20
Batam (12) 21
Batam (13) 22
Batam (14) 23
Batam (15) 24
Batam (16) 25
Batam (17) 26
Batam (18) 27
Batam (19) 28
Batam (20) 29
Batam (21) 30
Batam (22) 31
Batam (23) 32
halaman
Batam (24) 33
Batam (25) 35
Batam (26) 36
Batam (27) 37
Batam (28) 38
Batam (29) 39
Batam (30) 40
Batam (31) 41
Batam (32) 42
Batam (33) 43
Batam (34) 44
Batam (35) 45
Batam (36) 46
Batam (37) 47
Batam (38) 48
Batam (39) 49
Batam (40) 50
Batam (41) 51
Batam (42) 52
Batam (43) 53
Batam (44) 54
Batam (45) 55
Batam (46) 56
Batam (47) 57
Batam (48) 58
Batam (49) 59
Batam (50) 60
Batam
(1)
batam
punya
konotasi mendalam
batam,
berarti ba-nyak tam-u
repot
para pejabat
sibuk
aparat
kesana
kemari,
terangkan
arti
dan fungsi
industrialisasi
dan
biarlah
sedikit rakyat
dikebiri,
menghuni ruli-ruli
antara
hidup
mati
digusur
dalam
kelam,
digilas padam
antara
khayal
dan
kenyataan
Batam
(2)
batam
punya
konotasi
mendalam,
batam berarti
bila
anda tiba akan menyesal
glamour
nama
harum
mempesona
orang
selalu dating, berbondong
pagi
– petang, menawarkan jasa turunkan
hujan
dan siapa kurang
kekuatan
belum
ada
kesempatan
maka
lepaslah iman
Batam
(3)
batam
punya
konotasi mendalam
b a t
a m
berarti
bila anda tabah akan menang
glamour
nama
harum
mempesona,
antara jodoh dan nagoya
sibuk
orang berbelanja
antara
pci dan batamindo
antara
mcdermott dan persero
sibuk
karyawan tadahkan tangan
berpacu
dalam
kesibukan
menggli
semua potensi
menghunjam setiap
insan
sejuta harapan
membelenggu
antara
fakta
candai ria
menggelar
makna dan kita
patut bersyukur
kepada-Nya
Batam
(4)
batam
punya
konotasi mendalam
batam
berarti
bersih-aman-tertib-asri-modern
itu harapan
lihat
rawa-rawa
yang diruko-kan
lihat
bukit-bukit yang di-real easted-kan
lihat
desa-desa yang di-industrialisasi-kan
lihat
gubuk-gubuk yang di-pabrik-kan
lihat
gadis-gadis remaja
menghuni
asrama
lihat
di
sana, nifht club
disko
dan dansa
memutar
irama-irama
gagu
dalam
tekanan-tekanan baku
di
sana
batam-ku
b a t
a m-mu
batam
kita semua
Batam
(5)
batam
punya
konotasi mendalam
batam,
berarti
bertingkah
angkuh
tanda
akan
merana
itu
logika, lihat para dai
teriak
antara puji – caci
penyanyi
menjadi sufi
sufi
menjadi
penyanyi
wanita
bermain bola
orang
tua pacaran dimana suka
pengusaha
melacur
pelacur
berusaha,
astaga
tak
sanggup kubuka mata
diam
membisu
kuangkat
tangan
berdoa kaku
Tuhan-ku
Batam
(6)
batam
kutulis
cintaku padamu
lewat potretmu
masa lalu
dulu
hutan belantara, kini menjadi
hotel
megah perkasa
dulu
kota mati
s e p
i
kini
menjadi
kota
industri, hiruk-pikuk
jalanan,
pesat kemajuan
turis-turis
berdatangan
mewarnai
kelap-kelip
lampu
malam, berpadu antara
merah
– biru
putih
hitam,
jingga dan ungu
dan akupun
membisu
Batam
(7)
batam
kutulis
cintaku padamu
lewat potretmu
masa lalu
dulu
rawa-rawa
kini
menjadi perumahan mewah
tukang
aspal jalanan
mencekal
matahari
tawarkan
hujan,
sopir-sopir melanggar aturan
polisi
sibuk berkeliaran
tawarkan
sedikit
komisi
jalanan,
orang-orang pasar
sibuk,
tawarkan jajan selimuti jualan
dengan
sedikit obralan
di
pajak
demi
keamanan
demi
ketertiban
demi
kemanusiaan, demi
alas
an dan akupun
bosan
Batam
(8)
batam
kutulis
cintaku padamu
lewat
potretmu masa lalu
dulu
desa-desa berserakan
kini
di industrialisasikan, antara
muka
kuning dan batu aji
pabrik-pabrik
buka sepanjang hari
deru,
desah – resah dan gelisah
tak
kenal lelah
antara
tiban
housing dan suka jadi
terhampar
lapangan golf
yang
sayup
berjingkrak
dollar
senyum
mengumbar
o h o
i
inikah
kemajuan ?
Batam
(9)
batam
penuh
pesona
penuh
dilemma, setumpuk
problematika,
membahana, batam-ku
batam-mu
batam
kita
semua,
termuat
dalam
berita, ada pembunuhan
ada
perampokan,
ada
pemerkosaan
ada
tabrakan, ada
suara resah,
ada
bisikan-bisikan renyah
ada
yang sayup-sayup basah, entah
dan
semua kita mestinya
harus
berbenah
Batam
(10)
batam
antara
mimpi
dan
jaga, antara khayal
dan
fakta, antara dhuafa – aghniya
integritas
terbata-bata
lihat,
antara
orchid
park
dan
crown
hill
perumahan
megah
terbentang
mewah, senyum
merekah,
lihat antara tanah longsor
dan
batu merah
perumahan
menengah
ke bawah
terbentang
tanda merah
tangispun
basah
batam
laksana
fatamorgana
malam
hus
! diam
Batam
(11)
batam
banyak
orang nikah liar
banyak
orang nikahkan orang
banyak
orang serumah
tanpa
nikah
keluh-kesah,
dimana KUA
dimana
agama, dimana
logika,
dimana
harusnya
kita
semua,
jangan
terpedaya,
jangan terlena
nikahlah
yang
sudah ya sudah
besok
pasti
cerah
Batam
(12)
batam
kota
seratus masjid
terbentang
dari belakang padang
hingga
nongsa
lihat
di sana
masjid
dan
mushalla
setiap
azan menggema
diisi
segelintir jiwa, lihat waktu
subuh,
yang ada cuma sauh
imam
jadi makmum
makmum
jadi
imam,
kuketik
kata
hatiku dalam
kegundahan
yang dalam
n-e-g-e-r-i-k-u
Batam
(13)
batam
apapun
ada di sini
dari
bermacam-macam
organisasi,
ada mdi, sibuk itu dan ini
mengatur dai ? ada juga
organisasi
hanya
nama
dari
dulu hingga kini
dan
masih
banyak
lagi, ada knpi
hiruk-pikuk
dengan
pemuda-pemudi
mengatur
visi
ada
icmi
mencoba
membentang
pelangi,
membangun
negeri
Batam
(14)
batam
apapun
ada di sini
dari
panti pijat hingga
night
club, diisi sebagian bidadari
kayangan,
diisi sebagian
putrid
jalanan
yang
terbata-bata
lupa
segala-galanya
mengecap nikmatnya neraka
dan
di sana, milchem dan nagoya
lihat
keberadaan mereka
antara
tangis dan
tawa,
antara
sedih
dan
duka
antara
khayal dan fakta
antara
dan antara
mimpi
belaka
astaga
Batam
(15)
batam
apapun
ada di sini
mulai
projek rt hingga mega projek
mulai
bisnis ktp hingga bisnis property
mulai
bisnis sepatu hingga hantu
dan
malampun jadi bisnis
lihat
sekitar
bukit
senyum, tawaran bisnis
waria,
bukan
pria
bukan
wanita
kok
laris
siapa
konsumennya
astaga
itulah
simple dunia
syurga
atau
neraka
pilih
saja
Batam
(16)
batam
apapun
ada di sini
masyarakatnya
homogen
ciri khas
orang modern
mulai
dari kiyai
hingga
piawai,
mulai
pejabat
tinggi sampai
guru
ngaji, mulai konglomerat
hingga
konglomelarat
mulai
pengusaha
hingga
pengemis
itulah
mitra
hakikat
hidup dunia
Batam
(17)
batam
apapun
ada di sini
mulai
amoi hingga bidadari
mulai
rok mini
sampai
you
can
see
mulai
jilbab
hingga
biadab
inilah
integritas alami
hidup
atau mati
dan
itu
pintu
yang
mesti kita
l-e-w-a-t-i
Batam
(18)
batam
malam
hening kelam
suasana
malam
tapi
dentuman
orang kerja
breseknya suara mesin industri
terangnya
lampu jalanan
kelap
kelipnya
lampu
di
sana, gerah
malam
membawa kehangatan
kesejukan
dan
kitapun
bermimpi
menjadi
penguasa negeri
membawa
kelam, menjadi balam
menghapus
semua kebejatan
kemungkaran
dan kemudian terjaga
haripun senja
Batam
(19)
batam
suasana
mencekam
ada
bisikan, ada hentakan
menggoda
pikiran
lihat
di bukit
girang
orang
meradang
pelan-pelan
kejahatan
menusuk
iman
bersihkan
dada
hati
dan
kepala
yang
menggelora
dari
godaan
jin
dan
manusia
Batam
(20)
batam
sempurna,
mulai
perdagangan
dan pariwisata
dan
mestinya kita
tebalkan
iman
tak
alpa
kerjakan
kebaikan
terbiasa
jauhkan
maksiat
dan
dosa, tegur sapa sesama
sabar
senantiasa
wujudkan
jiwa
takwa,
wujudkan
pengetahuan
lambang
kehidupan
Batam
(21)
batam
kota
dinamis
cepat
pertumbuhan
e,…
sedikit pengangguran
batam
kota
estetis
setiap
hari ada perbuatan
sadis, batam
kota
modernis,
alat-alatnya canggih
orangnya
merintih, batam kota touris
setiap
hari hotel habis
dan
anunya
laris
batam
kota
industri, karyawannya
kebanyakan
putri yang putranya gigit jari
batam kota, semua ada, batam desa - semua merana,
berpadu dalam nuansa
dalam
gemilang tawa
dan
air mata
Batam
(22)
batam
terbentang
dari belakang padang
sambu
hingga duri angkang
meniti
pelangi
menerpa
nuansa
pagi
meranda
hingga
sore
menjadikan
kita
meniti
hari dengan
usaha
dan amal
dan
itulah
bekal
Batam
(23)
batam
barelang
semakin
terang
– berkembang
batam
sijori
menyimpai
pelangi
di
waktu pagi
batam
sijoba
menggapai
cita
semua
laba
batam
jodoh
dan
nagoya
pusat kota
pusat
segala-galanya
Batam
(24)
batam
ba-ta-mim
di
sini banyak video game
banyak
orang bermain
dari
balita
sampai
lansia,
lupa
segala-galanya
di
sana – di pusat kota
banyak
orang
berkaca-kaca,
menjual
sejuta
rasa, mengumbar selera
mulai
dari sea food hingga sambal lada
mulai
dari supermarket hingga kaki
lima-
dan kitapun
bernostalgia
menawarkan
angan-angan
tentang
kamus
kehidupan
tentang
kamus kebiasaan
b-a-t-a-m
Batam
(25)
batam
di
sana dunia
di
sana malaysia di sana
singapura,
itu tetangga
memberikan
cakrawala
tentang
dinamika
batam
di
sana dunia, di sini nongsa
di
sini nagoya
itu
nyata
sedikit
tanda tanya
bagaimana
?
dan
aku
duduk
di
ambang keduanya
Batam
(26)
batam
banyak
cerita
tentang
bunga rampai kehidupan
cerita
tentang gelapnya malam
cerita
tentang daki dan
mandi,
cerita
tentang
nuansa
pagi, batam
bak
bunga mawar, harum menyebar
menyimpai
mimpi dan
kenyataan
batam
bak
lilin malam
biar
habis terbakar
tapi
memancarkan cahaya
dan
kitapun
lega
Batam
(27)
batam
sebuah
pulau yang
sarat
muatan, mulai haluan
hingga
buritan, dengan
kerikil
jalanan
dengan
debu
beterbangan
dengan
sampah berserakan
dengan
bunga ros mewangi
dengan
hutan yang
masih
asri
berpadu
dalam
integritas
alam, berpadu
dalam
kelap-kelip malam, berpadu
antara
ini – itu, antara
pasir
dan debu
antara
aku
antara
kamu
bersatu
Batam
(28)
batam
antara
tanjung sengkuang
dan
tanjung uncang
membentuk
sehelai
benang,
pembeda
gelap
dan terang, mewarnai
dinamika
masa
berpadu
dalam
rasa
berpadu
dalam jiwa
wujudkan
aneka budaya
mencoba,
mengukir
persada
ambang
pintu
nusantara
Batam
(29)
batam
ambang
pintu nusantara
mengukir
persada
hitam
– putih
merah
jingga,
memberikan
warna
gambarkan
pada dunia
batam
titik-titik
dinamika
wujudkan
sejahtra
dan
jangan
lihat
sebelah
mata
nanti
buta
Batam
(30)
batam
gemuruh
pajarmu
menyimpai
nuansa, melintas
nostalgia
membangkitkan
warga
dalam
dinamika
menjadi
dewasa
bersama
tuntunan
masa
dan
hidup
mesti
ada
sandiwara
Batam
(31)
batam
antara
hang nadim
dan
sekupang, dua pintu
gerbang
memasok
devisa
wisman
manca negara
menambah
semarak persada
menambah
gerah
menambah
latah
seharusnya
kita
tabah,
memilah
antara
pasir
dan tanah
kita
pasrah
maju
batam-ku
maju
batam-mu
maju
kita semua
Batam
(32)
batam
antara
batam centre
dan
studio dua-satu, pusat
perbelanjaan
ke hiburan, bercampur
antara
merah dan biru, melukiskan
pelangi
semu
membentang
dari hilir
ke
hulu
menebar
antara
benci
dan rindu, menuai badai
debu,
lihat film nasional
lesu, lihat film
impor
maju
lihat
orang
kaku
diri
sendiri gagu
dan
aku
tidak
mau
Batam
(33)
batam
kota
hotel dan ruko
dari
rumah hingga toko
disewakan,
laku
demi
kebutuhan
demi
kemanusiaan
demi
kemajuan
sebuah
kamar,
menyamar
sebuah
kamar
membuar
onar
sebuah
kamar
jadi makelar
jadi
ular
demi,
aha
dollar
Batam
(34)
batam
demi
kmajuan
tukang
sapu
jadi
juragan,
pembantu
jadi
majikan
neraka
disulap
jadi syurga
syurga
hanya
tinggal nama
di
mana ?
di
sana
Batam
(35)
batam
antara
tanjung pantun
dan
tanjung uma
melintas
berbagai
peristiwa
satu
dua,
tiga, empat dan lima
berpacu
dalam
dinamika
berputar
dalam
dilema,
orang
banyak terlena
digilas
perputaran
masa
dan
jauh berbeda, antara
kota
dan desa
walaupun
semasa
di
batam
itu
a-d-a
Batam
(36)
batam
antara
ngenang
dan
selat nenek, nelayan
jadi
panik, suku laut
di
rumahkan
rumah
di
real
easted-kan
perahu
dimotorkan
kail
diberikan
airnya
dikeruhkan
menambah
kemalasan
siapa
yang
disalahkan
?
Batam
(37)
batam
antara
janda berhias
dan
bulang lintang, membentang
harapan
penduduk
di sana
dirumahkan
rumah
dipabrikkan
gunung
disawahkan
air
asin
ditawarkan
desanya
ditata
orangnya
digoda
menepis,
tangis
derita
menuai
hampa
Batam
(38)
batam
kota
modern
mulai
industri hingga
pemancar
tv, berlomba
memberi
warna
mulai
pemda
hingga
otorita,
asyik
mengatur
tatanan
kota
batam
kota
idaman
dwi
fungsi pemerintahan
mengisi
pembangunan
biar
cepat
terlaksana
menggapai
cita-cita
Batam
(39)
batam
antara
tanjung riau
dan
batu besar, penduduk asli
yang
terbesar, mengukir
kejayaan
masa
lampau
tersisih
dalam
percaturan
global
hidup
yang
majemuk
tunggal
biarkan
mereka
dengan
kelapanya
biarkan
mereka dengan
perahunya
berpacu
menyelusuri
pantai
berbatu,
asam garam masa lalu
pahit
getir
lika-liku
tersedu
Batam
(40)
batam
wajahmu
tak kelihatan
hanya
teriakan
anak-nak
batamindo,
hanya deru truk persero
menghunjam
kalbu
hotel-hotel
berseteru
menunggu
tamu
batam
wajahmu
tak kelihatan
hanya
teriakan
tukang
sayur
hanya
deru
truk kontraktor
tante-tante
berseteru,
menunggu
tamu,
hidup ini
singkat
jangan
berbuat
maksiat
Batam
(41)
batam
hingar-bingar
gemerlapan
menggoda
iman
batam
suara
azan
bergema,
memecahkan suasana
masuk
dalam sukma
batam
teriakan
para dai
memanggil
lembut
hati
menjadi
suci
batam
tempat
peralihan hotel
hati-hati
dengan
yang
nakal
batam
tempat
pariwisata
maka
pelihara
mata
Batam
(42)
batam
harapan,
banyak
orang
berdatangan
batam
meredam
banyak
perselisihan
batam
menikam
banyak
pengangguran
tertatih
mencari
sesuap
halal
haram
lahap
wallahu
a’lam
bisshawab
Batam
(43)
batam
biar
masa
menggusur
derita
biar
malam
membelenggu
jiwa
biar
hati terluka
biar
baju
tersobek
dua
namun
kau mempesona
memberikan
imbas-imbas
cinta
– yang mengusik
sukma
dalam
belenggu
pesona
derita
jadi
tawa
sekali
layar
terkembang,
pantang
surut
ke belakang
Batam
(44)
batam
pantai nongsa
menawan
memberikan
khayalan
memberikan
godaan
memberikan
tantangan
harapan
menggoda
iman
batam
pantai
marina city yang aduhai
membangkitkan
gairah
menimbulkan
salera
antara
tutup
dan
buka
mata
batam
bangkitkan
dengan
nuansamu
sendiri, majulah bersama
pribadi-
cermin jiwa
getaran
hati
Batam
(45)
batam
namamu
harum sejati
berkat
sijori
pusat
industri
mengangkat
arti
mengukir
prestasi
batam
pintumu
kharismamu
jaga
dan waspada
ombak
selat philip
membahana
limbah
berbahaya
dan
jangan
tergoda
Batam
(46)
batam
antara
kelam dn terang
kelam
apabila
tak berpunya
tak
berpunya
ilmu
tak
berpunya pengetahuan
maka
menipis iman
terang
apabila
berpunya
ilmu
dan kesempatan
mencekam
gigitan
dan
sedikit
beriman
batam
arahkan
mukamu
ke
matahari
dan
pasti tak bisa melihat
bayangan
Batam
(47)
batam
meniti
pelangi
kehidupan,
antara mega
dan
awan, mengukir pengalaman
antara
ombak
dan
karang
teguh
– mengekang
antara
bulan
dan
matahari, mengukir
prestasi
antara
halal
dan
haram
membuat
karam
antara
ilmu
dan
amal
mengukir
ketentraman
Batam
(48)
batam
mulai
nongsa
kabil,
telaga punggur
hingga
nagoya
berharap
tanpa
usaha
adalah
pekerjaan
yang sia-sia
batam
mulai
bukit senyum
hingga
tanjung pinggir
bau
harum
mengukir
dengan
kemauan
keras
dan
tekad
bulat
pasti
dapat
Batam
(49)
batam
tentukan
masa depan
meniti
program
berantas
kemiskinan
filter
antara saga
dan
rotan
batam
tentukan
masa depan
sebagai
proyek
percontohan
benahi
persepsi,
hindari
kolusi
menjadi
pribadi
mengenal
arti
mengenal
budi
Batam
(50)
batam
apapun
bisa terjadi
semuanya
semau hati
orang
kost
kayaknya
laki-bini
padahal
ketemu
kemarin
pagi
inilah
wajah
kota
ini
hotel
hiasi kota
bank
pelita
persada
panti
pijat
dirikan
dimana suka
gelandangan
berserakan
dimana-mana
maka
semestinya
kita
waspada
puisi
suatu yang estetis
dan memiliki daya sihir tersendiri
mempunyai daya atur
dalam bertutur
membentang
saujana
melahirkan
komunitas bijaksana
memberikan
ibrah dalam dimensi realita
lewat
puisi, kita ungkapkan
makna
dalam gambaran
nyata
Batam
dalam
puisi
memberikan
gambaran
unik
dan kompleksnya batam
menuju
kota
metropolitan,
kota
nasional
yang
bertaraf
internasional
ijin share pak
BalasHapus