التوحيد
(اللغة
الإندونيسية)
تأليف
افندى عشماوي الحاج
(Tauhid)
1. Definisi
Tauhid, yaitu
seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya
dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan Sifat-Nya.
Urgensi
Tauhid: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT semata, Rabb
(Tuhan) segala sesuatu dan rajanya. Sesungguhnya hanya Dia yang Maha Pencipta,
Maha Pengatur alam semesta.Hanya Dia lah yang berhak disembah, tiada sekutu
bagiNya.Dan setiap yang disembah selain-Nya adalah batil.Sesungguhnya
Dia SWT bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, Maha Suci dari segala aib
dan kekurangan.Dia SWT mempunyai nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang
tinggi.
(3)
2. PEMBAGIAN TAUHID
Tauhid yang didakwahkan
oleh para rasul dan diturunkan kitab-kitab karenanya ada dua:
1. Pertama: Tauhid
dalam pengenalan dan penetapan, dan dinamakan dengan Tauhid Rububiyah
dan Tauhid Asma dan Sifat. Yaitu menetapkan hakekat zat Rabb SWT
dan mentauhidkan (mengesakan) Allah SWT dengan asma (nama), sifat, dan
perbuatan-Nya.
Pengertiannya: seorang hamba
meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT sematalah Rabb yang Menciptakan,
Memiliki, Membolak-balikan, Mengatur alam ini, yang sempurna pada zat, Asma dan
Sifat-sifat, serta perbuatan-Nya, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu, Yang
Meliputi segala sesuatu, di Tangan-Nya kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Dia SWT mempunyai asma' (nama-nama) yang indah dan sifat yang tinggi:
(4)
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىْءُُ وَهُوَ
السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Tidak ada sesuatupun yang
serupa dengan Dia, dan Dia lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS.
Asy-Sura:11)
2. Tauhid
dalam tujuan dan permintaan/permohonan,
dinamakan tauhid uluhiyah dan ibadah, yaitu mengesakan Allah SWT
dengan semua jenis ibadah, seperti: doa, shalat, takut, mengharap, dll.
Pengertiannya: Seorang hamba
meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT saja yang memiliki hak uluhiyah
terhadap semua makhlukNya. Hanya Dia SWT yang berhak untuk disembah, bukan yang
lain. Karena itu tidak diperbolehkan untuk memberikan salah satu dari jenis
ibadah seperti: berdoa, shalat, meminta tolong, tawakkal, takut, mengharap,
menyembelih, bernazar dan semisalnya melainkan
hanya untuk Allah SWT semata. Siapa yang memalingkan sebagian dari ibadah ini
kepada selain Allah SWT maka dia adalah seorang musyrik lagi kafir.–(5)-
Firman Allah
SWT:
وَمَن يَدْعُ مَعَ اللهِ إِلَهًا
ءَاخَرَ لاَبُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِندَ رَبِّهِ إِنَّهُ
لاَيُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
Siapa menyembah ilah yang
lain selain Allah SWT, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu,
maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Rabbnya. Sesungguhnya orang-orang yang
kafir itu tidak akan beruntung. (QS. Al-Mukminun:117)
Tauhid Uluhiyah
atau Tauhid Ibadah; kebanyakan manusia mengingkari tauhid
ini.Oleh sebab itulah Allah SWT mengutus para rasul kepada umat manusia, dan
menurunkan kitab-kitab kepada mereka, agar mereka beribadah kepada Allah SWT
saja dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya.
1. Firman
Allah SWT:
وَمَآأَرْسَلْنَا
مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّنُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلآ أَنَا
فَاعْبُدُون
(6)ِ
Dan Kami tidak mengutus
seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya:"Bahwasanya
tidak ada Ilah (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan
Aku". (QS. Al-Anbiya` :25)
2. Firman
Allah SWT:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ
رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan):"Sembahlah Allah SWT (saja), dan jauhilah Thaghut itu",….
(QS. An-Nahl :36)
. Hakekat
dan Inti Tauhid:
Hakekat dan
inti tauhid adalah agar manusia memandang bahwa semua perkara berasal dari
Allah SWT, dan pandangan ini membuatnya
tidak menoleh kepada selainNya SWT tanpa sebab atau perantara. Seseorang melihat yang baik dan buruk, yang berguna dan
yang berbahaya dan semisalnya, semuanya
berasal dariNya SWT. Seseorang menyembahNya dengan ibadah yang
(7)
mengesakanNya
dengan ibadah itu dan tidak menyembah kepada yang lain.
. Buah
Hakekat Iman:
Seseorang hanya boleh tawakkal kepada Allah SWT semata, tidak memohon kepada
makhluk serta tidak memperdulikan celaan mereka. Ia ridha kepada Allah SWT,
mencintaiNya dan tunduk kepada hukumNya.
Tauhid Rububiyah
diakui manusia dengan naluri fitrahnya dan pemikirannya terhadap alam
semesta.Tetapi sekedar mengakui saja tidaklah cukup untuk beriman kepada Allah
SWT dan selamat dari siksa.Sungguh iblis telah mengakuinya, juga orang-orang
musyrik, namun tidak ada gunanya bagi mereka.Karena mereka tidak mengakui
tauhid ibadah kepada Allah SWT semata.
Siapa yang mengakui Tauhid Rububiyah
saja, niscaya dia bukanlah seorang yang bertauhid dan bukan pula seorang muslim,
serta tidak dihormati/diharamkan darah dan
(8)
hartanya
sampai dia mengakui dan menjalankan Tauhid Uluhiyah. Sehingga dia
bersaksi bahwa tidak Ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah SWT
semata, tidak ada sekutu bagiNya.Dan dia mengakui hanya Allah SWT saja yang
berhak disembah, bukan yang lainnya.dan konsekuensinya adalah hanya beribadah
kepada Allah SWT saja, tidak ada sekutu bagiNya.
. Tauhid Uluhiyah
dan Rububiyah memiliki ketergantungan satu sama lain:
1.
Tauhid
Rububiyahmengharuskan kepada Tauhid Uluhiyah.
Siapa yang mengakui bahwa Allah SWT Maha Esa, Dia lah Rabb, Pencipta, Yang
Memiliki, dan yang memberi rizki niscaya mengharuskan dia mengakui bahwa tidak
ada yang berhak disembah selain Allah SWT. Maka dia tidak boleh berdoa
melainkan hanya kepada Allah SWT, tidak meminta tolong kecuali
(9)
kepadaNya, tidak bertawakkal kecuali
kepadaNya. Dia tidak memalingkan sesuatu dari jenis ibadah kecuali hanya kepada
Allah SWT semata, bukan kepada yang lainnya.Tauhid uluhiyah mengharuskan bagi
tauhid rububiyah agar setiap orang hanya menyembah Allah SWT saja, tidak
menyekutukan sesuatu dengannya. Dia harus meyakini bahwa Allah SWT adalah
Rabb-Nya, Penciptanya, dan pemiliknya
2.
Tauhid
Rububiyah dan Uluhiyah terkadang disebutkan secara bersama-sama,
akan tetapi keduanya mempunyai pengertian berbeda. Makna Rabb
adalah yang memiliki dan yang mengatur dan sedangkan makna ilah adalah
yang disembah dengan sebenarnya, yang berhak untuk disembah, dan tidak ada
sekutu
(10)
bagi-Nya. Seperti firman Allah SWT:
قُلْ
أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ {1} مَلِكِ النَّاسِ {2} إِلَهِ النَّاس{3}
Katakanlah:"Aku
berlindung kepada Rabb manusia. Raja manusia. Sembahan manusia" (QS. An-Naas: 1-3)
Dan terkadang keduannya disebutkan
secara terpisah, maka keduanya mempunyai pengertian yang sama, seperti firman
Allah SWT :
قُلْ أَغَيْرَ اللهِ أَبْغِي رَبًّا
وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ
Katakanlah:
"Apakah aku akan mencari Rabb selain Allah, …". (QS. An-An'aam:164)
. Keutamaan
Tauhid
1. Firman
Allah SWT :
الَّذِينَ
ءَامَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُوْلَئِكَ لَهُمُ اْلأَمْنُ
وَهُم مُّهْتَدُونَ
Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik),
mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah
orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-An'aam: 82)
(11)
2. Dari
'Ubadah bin ash-Shamit r.a, bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Siapa yang
bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah SWT. Tiada
sekutu bagi-Nya.Dan sesungguhnya Muhammad SAW adalah hamba dan
Rasul-Nya.Sesungguhnya Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, serta kalimah-Nya yang
diberikan-Nya kepada Maryam dan Ruh dari-Nya.Dan (siapa yang bersaksi dan
meyakini bahwa) surga adalah benar, neraka adalah benar, niscaya Allah SWT
memasukkannya ke dalam surga berdasarkan amal yang telah ada".Muttafaqun
'alaih.[1]
3. Dari Anas
bin Malik r.a, ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,
'Allah SWT berfirman, 'Wahai keturunan Adam, selama kamu berdoa dan
mengharap kepada-Ku, niscaya Kuampuni semua dosa kalian dan Aku tidak perduli
(sebanyak apapun dosanya). Wahai keturunan Adam, jika dosamu telah sama ke atas
langit, kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, niscaya Kuampuni dan Aku tidak
perduli (sebanyak apapun dosamu). Wahai keturunan Adam, jika engkau datang
kepadanya dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau datang menemui-Ku
dalam keadaan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Ku, niscaya Aku datang
kepadamu dengan ampunan sepenuhnya (bumi)."HR. at-Tirmidzi.[2]
. Balasan Ahli Tauhid
Firman Allah
SWT:
وَبَشِّرِ
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن
تَحْتِهَا الأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا
هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِن قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتُشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا
أَزْوَاجُُ مُطَهَّرَةُُ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Dan sampaikanlah berita
gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka
disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka
diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan:"Inilah
yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang
serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka
kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah: 25)
2. Dari
Jabir r.a, ia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW seraya
berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah dua perkara yang bisa dipastikan?' Beliau
menjawab, 'Siapa yang meninggal dunia dan keadaan tidak menyekutukan sesuatupun
dengan Allah SWT niscaya dia masuk dan siapa yang meninggal dunia dalam keadaan
menyekutukan sesuatu dengan Allah SWT, niscaya dia masuk neraka." HR.
Muslim.[3]
. Keagungan
Kalimah Tauhid
Dari
Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya Nabi Nuh 'alaihissalam tatkala menjelang kematiannya, beliau
berkata kepada anaknya, "Sesungguhnya aku menyampaikan wasiat kepadamu:
Aku perintahkan kepadamu dua perkara dan melarangmu dari dua perkara. Saya
perintahkan kepadamu dengan kalimat laa ilaaha illallah (Tiada Ilah
(yang berhak disembah) selain Allah). Sesungguhnya seandainya tujuh lapis
langit dan tujuh lapis bumi diletakkan dalam
satu daun timbangan dan kalimah laa ilaaha illallah (Tiada Ilah
(yang berhak disembah) selain Allah) diletakkan pada daun timbangan yang lain,
niscaya kalimat laa ilaaha illallah lebih berat. Dan jikalau tujuh lapis
langit dan tujuh lapis bumi merupakan sebuah lingkaran yang samar, niscaya
dipecahkan oleh kalimah laa ilaaha illallah dan subhanallahi
wabihamdih (maha suci Allah dan dengan memujian-Nya), sesungguhnya ia
merupakan inti dari semua ibadah. Dengannya makhluk diberi rizqi. Dan
(15)
aku
melarangmu dari perbuatan syirik dan takabur…" HR. Ahmad dan al-Bukhari
dalam al-Adab al-Mufrad.[4]
Kesempurnaan
Tauhid
Tauhid tidak sempurna kecuali dengan
beribadah hanya kepada Allah SWT semata, tiada sekutu bagi-Nya dan menjauhi thaghut,
seperti firman Allah SWT:
وَلَقَدْ
بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا
الطَّاغُوتَ
Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan):"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu... (QS.
An-Nahl:36)
Thaghut adalah
setiap perkara yang hamba melewati batas dengannya berupa sesembahan seperti
berhala, atau yang diikuti seperti peramal dan para ulama jahat, atau yang
ditaati seperti para pemimpin atau pemuka masyarakat yang ingkar kepada Allah
SWT.
- Thaghut
itu sangat banyak dan intinya ada lima:
1-
Iblis –semoga Allah SWT melindungi
kita darinya-,
2-
Siapa yang disembah sedangkan dia
ridha/mau.
3-
Siapa yang mengajak manusia untuk
menyembah dirinya,
4-
Siapa yang mengaku mengetahui yang
gaib,
5-
Siapa yang berhukum kepada selain okum
Allah SWT.
(17)
[1]Muttafaqun
'alaih.HR. al-Bukhari no.(3435) dan ini lafaznya, dan Muslim no. (28) (12)
[2]Shahih.HR.
at-Tirmidzi no.(3540), Shahih Sunan at-Tirmidzi no. (2805). (13)
[3]HR.
Muslim no. (93) (14)
[4]Shahih.HR.
Ahmad no.(6583) dan al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad no.(558), Shahih al-Adab
al-Mufrad no. (426). Lihat as-Silsilah al-Shahihah karya Syaikh al-Albani no.(
134).-(16)-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar